Minggu, 01 April 2018

Anak petani

Leluhurku kakek, nenek ku, ayah ibu ku petani Sawah terbentang air melimpah kehidupan sangatlah indah Saat akhirnya mereka bertandang bahwa janji mimpi juga uang Menyalahkan aku menjadi petani yang tak kaya dan miskin rezeki Salahkah ku menjadi petani Bertahan tuk jadi petani Meski selebar dahi sepanjang bahuku tanah ini untuk anak cucuku

Petani tak kenal lelah

Petani Nasi putih terhidang di meja kita santap tiap hari Beraneka ragam hasil bumi dari manakah datangnya Dari sawah dan ladang disana, petanilah penanamnya Panas terik tak dirasa, hujan rintik tak mengapa Masyarakat butuh bahan pangan Terima kasih bapak tani, terima kasih ibu tani Tugas anda sungguh mulia.............

Jalan jalan di goa maharani


Indonesia

Hijau merimbuni daratannya Biru lautan di sekelilingnya Itulah negeri Indonesia Negeri yang subur serta kaya raya Seluruh harta kekayaan negara Hanyalah untuk kemakmuran rakyatnya Namun hatiku selalu bertanya-tanya Mengapa kehidupan tidak merata Yang kaya makin kaya Yang miskin makin miskin Yang kaya makin kaya Yang miskin makin miskin Negara bukan milik golongan Dan juga bukan milik perorangan Dari itu jangan seenaknya Memperkaya diri membabi buta Seluruh harta kekayaan negara Hanyalah untuk kemakmuran rakyatnya Namun hatiku selalu bertanya-tanya Mengapa kehidupan tidak merata Yang kaya makin kaya Yang miskin makin miskin Yang kaya makin kaya Yang miskin makin miskin Masih banyak orang hidup dalam kemiskinan Sementara ada yang hidupnya berlebihan Jangan dibiarkan adanya jurang pemisah Yang makin menganga antara miskin dan kaya Bukankah cita-cita bangsa Mencapai negeri makmur sentosa Selama korupsi semakin menjadi-jadi Jangan diharapkan adanya pemerataan Hapuskan korupsi di segala birokrasi Demi terciptanya kemakmuran yang merata Bukankah cita-cita bangsa Mencapai negeri makmur sentosa

Pemandangan di dalam goa maharani